Kamis, 07 Maret 2013

Sebab-sebab Istiqamah di Atas Agama Allah Ta’ala

Posted by Unknown | 3/07/2013 05:37:00 AM Categories:
         Semua orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari kemudian tentu menginginkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, terlebih lagi ketika dia mendapati kenyataan akan rusaknya kondisi umat manusia di masa sekarang ini, ditambah lagi dengan tersedianya berbagai macam fasilitas dan sarana yang mendukung kerusakan-kerusakan tersebut. Hal ini sebagaimana yng digambarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dasyatnya fitnah-fitnah dan kerusakan yang akan muncul secara silih berganti di akhir zaman dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :
 
Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim, no. 118).


Maka berdasarkan kenyataan tersebut, seorang muslim yang hidup di zaman ini wajib mempelajari dan mengetahui sebab-sebab yang bisa membantunya –dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala- untuk tetap teguh dan istiqamah di atas agama Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai dia dipanggil menghadap-Nya.

Dalam al-Qur’an dan dan hadist-hadist yang shahih Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu wa Ta’ala telah menjelaskan sebab-sebab tersebut, dan kami akan sebutkan dalam makalah ini beberapa sebab penting di antara sebab-sebab tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة ويضل الله الظالمين ويفعل الله مايشاء


Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim: 27).

Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (jilid 4, hal. 1735),

باب يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت حدثنا أبو الوليد حدثنا شعبة قال أخبرني علقمة بن مرثد قال سمعت سعد بن عبيدة عن البراء بن عازب أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المسلم إذا سئل في القبر يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فذلك قوله يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة


Dari Bara’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir), maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah’ dan ‘Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah’, itulah makna Firman-Nya, ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’”

2. Membaca al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya

Al-Qur’an adalah sumber peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah,

قل نزله روح القدس من ربك بالحق ليثبت الذين آمنوا وهدًى وبشرى للمسلمين


Katakanlah, ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur’an itu dari Rabb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk, serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepda Allah).’” (Qs. an-Nahl: 102).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan dalam al-Qur’an, bahwa tujuan diturunkannya al-Qur’an secara berangsur angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وقال الذين كفروا لولا نزل عليه القرآن جملة واحدة كذلك لنثبت به فؤادك ورتلناه ترتيلا


“Berkatalah orang-orang yang kafir, ‘Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (Qs. al-Furqan: 32).

3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman.

Allah menyatakan dalam al-Qur’an, bahwa salah satu di antara sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وكيف تكفرون وأنتم تتلى عليكم آيات الله وفيكم رسوله ومن يعتصم بالله فقد هدي إلى صراط مستقيم


Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya-pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. Ali ‘Imran: 101).

Dalam ayat lain Allah berfirman,

ياأيهاالذين آمنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (Qs. at-Taubah: 119).

Dalam sebuah hadits yang hasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن من الناس ناسا مفاتيح للخير ومغاليق للشر


Sesungguhnya, di antara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan.” (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dalam kitab Sunan (jilid 1, hal. 86) dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (jilid 1, hal. 455) dan imam-imam lainnya, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).

4. Berdoa kepada Allah

Dalam al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وكأين من نبي قاتل معه ربيون كثير فما وهنوا لماأصابهم في سبيل الله وما ضعفوا وما استكانوا والله يحب الصابرين, وما كان قولهم إلا أن قالوا ربنا اغفر لنا ذنوبنا وإسرافنا في أمرنا وثبت أقدامنا وانصرنا على القوم الكافرين، فآتاهم الله ثواب الدنيا وحسن ثواب الآخرة والله يحب المحسنين


Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan, ‘Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’ Karena itu, Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Qs. Ali ‘Imran: 146-148).

Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ربنا أفرغ علينا صبرًا وثبت أقدامنا وانصرنا على القوم الكافرين


Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (Qs. al-Baqarah: 250).

5. Membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta orang-orang shalih yang terdahulu untuk mengambil suri teladan.

Dalam al-Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para Nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وكلا نقص عليك من أنباء الرسل ما نثبت به فؤادك وجاءك في هذه الحق وموعظة وذكرى للمؤمنين


Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran, serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Hud: 120).

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلىِ آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة, والحمد لله رب العالمين


Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, M.A

Jumat, 01 Maret 2013

Mahasiswa yang Bangga dengan Islam dan Cadarnya

Posted by Unknown | 3/01/2013 05:35:00 AM Categories:

574749_506429249395968_387574103_n
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
       Seorang guru besar Muhammad Rasyid menceritakan masuknya Islam seorang perempuan, guru besar pada sebuah Universitas Amerika yang terjadi pada tahun 2000. Dia menyatakan dan bertanya: ” Tahukah kalian apa sebab dia langsung masuk Islam ? penyebab utama dia masuk Islam adalah bercadarnya mahasisiwi muslimah Amerika yang begitu bangga dengan agama dan cadarnya. Bahkan lantaran itu tiga orang doctor guru besar di Universitas itu, serta 4 orang mahasiswanya masuk Islam. Dengan sebab yang sama dalam masuk Islam itu, mereka telah mencapai jumlah tujuh orang dan sekarang menjadi da’i / penyeru Islam.

       Saya tidak ingin memperpanjang kata dalam prolog cerita indah ini, biar Doctor Amerika yang sekarang memakai nama Nabi Muhammad Saw sehingga namanya sekarang menjadi Muhammad Akuya menceritakan sendiri kisahnya.
       Empat tahun yang lalu terjadi kejadian yang menghebohkan di kampus universitas kami di mana ada seorang muslimah berkebangsaan Amerika masuk menjadi mahasiswi, dia bercadar (berhijab), sementara diantara dosen-dosennya ada seorang dosen yang sangat fanatic membenci Islam, dan selalu memojokkan siapa saja yang tidak mau menyerang Islam. Bayangkan bagaimana sikapnya terhadap orang yang beragama Islam dan memperlihatkan identitasnya dengan terang-terangan ?
       Dosen tersebut selalu berusaha untuk memancing emosi mahasiswi tersebut setiap ada kesempatan untuk memojokkan dan menyerang Islam. Dia terus menyatakan permusuhan. Ketenangan mahasiswi itu dalam menanggapi serangan-serangannya membikin sang dosen emosinya memuncak sehingga menyerangnya dengan cara lain.yaitu mempersulit dalam memberikan nilai, membuat posisinya sulit dalam setiap pembahasan, atau bahkan mengurangi nilainya.
       Ketika sang mahasiswi merasa kesulitan menghadapi tekanan dosen tersebut dia mengadu pada Rector untuk bisa meninjau permasalahannya. Rektorat memutuskan untuk mempertemukan kedua belah pihak antara Doctor (dosen) dan mahasiswi untuk didengar alasan masing-masing. Sang mahasiswi setuju dengan keputusan itu.
       Pada waktu yang telah ditentukan, mayoritas dosen datang, semua antusias untuk manghadiri pertemuan ini,sebab merupakan peristiwa baru pertama kali terjadi di universitas ini. Pertemuan dimulai dengan tampilnya mahasiswi yang menyatakan bahwa dosennya membenci agamanya dan merampas hak-hak ilmiyahnya. Kemudian sang mahasiswi memberikan contoh kasus-kasus yang dihadapi dalam hal ini dan meminta hadirin untuk mendengarkan pendapat sebagian mahasiswi yang belajar bersama dia. Di antara mereka ada yang merasa kasihan kepadanya, dan memberikan kesaksian yang benar.
       Setelah itu, sang Doctor berusaha untuk membela dirinya terus berbicara dan kembali mencela agama sang mahasiswi. Pada saat itu berdirilah sang mahasiswi membela Islam, terus menerangkan banyak hal tentang Islam. Apa yang diterangkan oleh mahasiswi tersebut . mampu menarik perhatian forum, sehingga peserta sering melakukan interupsi, menanyakan dan meminta keterangan tentang banyak hal sekitar Islam. Sang mahasiswipun memberikan jawabannya. Ketika sang Doctor melihat peserta asik berdiskusi, dia keluar dari ruangan, karena merasa terjepit karena peserta serius dan memberikan apresiasi kepada sang mahasiswi. Demikian juga orang-orang yang merasa tidak ada hubungan dengan masalah ini. Hanya kita yang tetap memperhatikan dan tertarik untuk berbincang-bincang, pada akhirnya sang mahasiswi membagikan selebaran yang dia tulis dengan judul (Apa arti Islam buat saya ) hal-hal yang mendorongnya masuk agama ini, kemudian menerangkan pentingnya dan pengaruh cadar (hijab). dia juga menerangkan bagaimana perasaannya yang lega terhadap jilbab dan tutup kepala yang dipakainya yang menjadi sebab terjadinya kehebohan ini.
      Sikapnya sungguh agung, karena pertemuan belum menghasilkan keputusan, maka dia berkata bahwa dia akan terus menuntut haknya, dan akan terus menentang, dan diapun berjanji kalau tidak menang akan terus menguras tenaganya meski terpaksa harus selalu mengikuti persidangan dan mengakibatkan pelajarannya terhambat. Sikapnya sungguh kuat, kita para dosen tidak menyangka sama sekali bahwa mahasiswi itu begitu tabah dan tegar dalam mempertahankan prinsipnya.
       Kami sungguh dibuat terheran-heran terhadap ketegarannya di hadapan banyak dosen juga para mahasiswa. Diskusi tentang masalah ini terus berlangsung di lorong-lorong kampus. Sementara saya merasakan adanya pemberontakan dalam diriku untuk berganti agama. Apa yang saya tahu tentang Islam sungguh mendorong saya untuk melakukan itu, memeluk Islam.Setelah beberapa bulan saya memproklamirkan keIslamanku. Yang kemudian pada tahun itu juga diikuti oleh doctor pertama, kedua dan ketiga. Begitu juga ada empat mahasiswa yang masuk Islam. Begitulah dalam waktu yang relative pendek kita menjadi banyak, kita mempunyai tenaga da’wah untuk memperkenalkan Islam dan da’wah. Dan di sana masih banyak beberapa orang yang sedang dalam tahap berfikir keras, dan sebentar lagi insya’ Allah akan tersebar berita keIslaman mereka di lorong-lorong kampus . Alhamdulillah ( segala puji bagi Allah semata ).
* Sumber : Majalah Qiblati Edisi 1 Volume 1
Via : Gizan Herbal
Sudah Membaca Al-Qur'an hari ini? Sudah Shalat Wajib pada waktunya ?