Selasa, 30 April 2013

Jangan Lupakan Tauhid

Posted by Unknown | 4/30/2013 02:01:00 PM Categories: , ,


Masalah tauhid adalah masalah yang sangat penting. Ia merupakan asas tegaknya agama. Muatan utama ayat-ayat al-Qur’an dan misi pokok dakwah seluruh para nabi dan rasul.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36)

Sebuah materi dakwah yang tidak akan lekang oleh zaman dan terus dibutuhkan oleh siapa saja; orang miskin maupun orang kaya, orang tua maupun anak muda, penduduk kota maupun penduduk desa, pejabat maupun rakyat jelata.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan ingatlah ketika Luqman memberikan nasehat kepada anaknya: Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)

Dari ‘Itban bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka kepada orang yang mengucapkan laa ilaha illallah dengan ikhlas karena ingin mencari wajah Allah.” (HR. Bukhari dalam Kitab ash-Sholah [425] dan Muslim dalam Kitab al-Iman [33])

Dalam suatu kesempatan ceramah, Syaikh Walid Saifun Nashr hafizhahullah -salah seorang murid Syaikh al-Albani rahimahullah- menasehatkan kepada kita untuk selalu memperhatikan masalah tauhid dan tidak menyepelekannya.

Beliau berkata:

Masalah paling besar yang diperhatikan ulama salaf apa? Bukan amalan anggota badan, akan tetapi [amalan] hati dan ikhlas dalam beramal…

Oleh sebab itu, Yusuf bin al-Husain -salah seorang salaf- berkata, “Sesuatu yang paling sulit di dunia ini adalah ikhlas…Betapa sering aku berusaha menyingkirkan riya’ dari dalam hatiku, tetapi seolah-olah ia muncul kembali di dalamnya dengan warna yang berbeda.”

Demikianlah, ia mempermainkan hati, terkadang ia berpaling ke kanan atau ke kiri. Sehingga sulit menggapai keikhlasan.

Sahl bin Abdullah berkata, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat bagi jiwa (nafsu) daripada ikhlas. Sebab di dalamnya hawa nafsu tidak mendapat jatah sedikitpun.” Senang dipuji, suka disanjung… Hawa nafsu memang menyimpan banyak keinginan (ambisi)…

Oleh sebab itu, Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Syarat -memurnikan- niat itu sangatlah berat.” Semoga Allah merahmati beliau.

Sufyan ats-Tsauri berkata, “Tidaklah aku menyembuhkan sesuatu yang lebih susah daripada niatku… Karena ia sering berbolak-balik.”

Oleh sebab itu semestinya bagi saudara-saudara kami, saya menasehati diri saya sendiri dan juga mereka untuk terus melazimi tauhid, bersemangat di dalamnya, dan terus-menerus berdoa kepada Allah agar mereka tetap istiqomah di atasnya.

Hendaknya mereka memohon kepada Allah jalla wa ‘ala supaya Allah membantu mereka untuk bisa teguh di atas tauhid, dan memberikan taufik kepada mereka untuk itu…

Masalah ini bukan masalah sepele, saudara-saudara sekalian…

Beliau juga menjelaskan:

Manusia, bisa jadi mereka adalah orang yang tidak mengerti tauhid -secara global maupun terperinci- maka orang semacam ini jelas wajib untuk mempelajarinya…

Atau bisa jadi mereka adalah orang yang mengerti tauhid secara global tapi tidak secara rinci… maka orang semacam ini wajib belajar rinciannya…

Atau bisa jadi mereka adalah orang yang telah mengetahui tauhid secara global dan terperinci… maka mereka pun tetap butuh untuk senantiasa diingatkan tentang tauhid…serta terus mempelajarinya dan tidak berhenti darinya…

Jangan berdalih dengan perkataan, “Saya ‘kan sudah menyelesaikan Kitab Tauhid.” atau mengatakan, “Saya sudah menuntaskan pembahasan masalah tauhid.” atau berkata, “Isu seputar tauhid sudah habis. Sehingga kita pindah saja kepada isu yang lain.”

Tidak demikian…

Sebab, tauhid tidaklah ditinggalkan menuju selainnya…tetapi tauhid harus senantiasa dibawa beserta yang lainnya. Kebutuhan kita terhadap tauhid lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap air dan udara…

Beliau juga menegaskan:

Jadi, tauhid adalah misi dakwah seluruh rasul dan nabi. Ini adalah manhaj dakwah yang tidak berubah.. Dan kita pun tidak boleh merubahnya, dengan alasan apapun. Semisal, kita katakan, “Demi menyesuaikan dengan tuntutan zaman, dsb.” yang dengan alasan semacam itu kita merubah titik tolak dakwah dan mengganti manhaj dakwah.

Atau mengatakan bahwa semestinya sekarang dakwah kita mulai dengan masalah akhlak, atau sebaiknya kita mulai dengan masalah ini atau itu… Tidaklah demikian. Tidaklah kita memulai dakwah kecuali dengan apa yang dimulai oleh para rasul…

Inilah dakwah para rasul dan para nabi yang semestinya kita -semua- menunaikan tugas [dakwah] ini dengan baik; yang seharusnya kita tetap hidup di atasnya dan mati di atasnya pula.

Baarakallahu fiikum.

Sumber: Video al-I’tisham bi as-Sunnah, al-sunna.net
Demikianlah cuplikan nasehat ulama yang bisa kami sajikan ke tengah pembaca sekalian. Semoga bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala.


Examples of the plots and cunning of the devil

8. Private conversation is from the devil. The private conversation that is from the devil is the one that involves conspiring against the truth or conspiring to harm a Muslim individual or to cast doubts in his heart. Allaah The Almighty Says (what means): {Private conversation is only from Satan that he may grieve those who have believed, but he will not harm them at all except by permission of Allaah. And upon Allaah let the believers rely.} [Quran 58: 10]

Qataadah  may  Allaah  have  mercy  upon  him said: “Hypocrites used to hold private conversations which made believers feel anxious so Allaah The Almighty revealed this verse.”
There are several honorable Hadeeths that prohibit private conversation in situations that may cause doubts, undermine trust and instill fears. ‘Abdullaah ibn Mas‘ood  may  Allaah  be  pleased  with  him narrated that the Messenger of Allaah  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) said: “If you were three, then two of you should not hold a private conversation in the presence of the third person, because that would cause him to be worried.” [Al-Bukhaari and Muslim] It is indeed a noble manner and wise reservation to keep doubts away. However, if there is benefit in keeping a secret or concealing something whether in a private or public matter, then there is no harm in holding secret counsel or talks.

9. Inspiration of the devil to his allies from mankind. This inspiration is a kind of satanic whispering; in fact, it focuses on providing disbelievers with what they come to believe to be argument to make them stand firm on their misguidance. It is one of the most dangerous forms of the devilish insinuations and plots for it leads people to go against the commands and legislations of Allaah The Almighty through allowing what Allaah The Almighty has forbidden and forbidding what He The Almighty has allowed.
Amongst the examples of such Satanic inspirations what Allaah The Almighty Says (what means): {And do not eat of that upon which the name of Allaah has not been mentioned, for indeed, it is grave disobedience. And indeed do the devils inspire their allies [among men] to dispute with you. And if you were to obey them, indeed, you would be associators [of others with Him].} [Quran 6: 121]

The devil inspired the polytheists to object to the prohibition of eating the flesh of dead animals, saying: O Muhammad, do you claim that what you and your companions killed, and what dogs and hawks killed is permissible to eat and what Allaah The Almighty killed is impermissible! Ibn ‘Abbaas  may  Allaah  be  pleased  with  them said: Some people came to the Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) and said: O Messenger of Allaah! Do we eat from what we kill and do not eat from what Allaah kills? So, Allaah The Almighty revealed the following verse: {So eat of that [meat] upon which the name of Allaah has been mentioned.} [At-Tirmithi]

There is absolutely no doubt whatsoever that the argument of the devil and his party is nothing but an attempt to confound the truth, for every killed or dead animal has died according to the Decree of Allaah The Almighty when its life came to an end, so describing one as being killed by Allaah The Almighty or by anyone other than Him is certainly invalid.

10. Devils descend upon soothsayers and fortune-tellers. There is agreement between the devils and the soothsayers. This agreement requires that devils provide soothsayers with the news they stole and then the soothsayers use this news in misleading and misguiding people by adding to the truthful story many lies and untruthful stories. Therefore, Allaah The Almighty has warned against them, explained their reality, and pointed out that the stories they invent are from the devils not from the angels and that they are nothing but sinful liars who went too far in doing evil and transgression.
Allaah The Almighty Says (what means): {Shall I inform you upon whom the devils descend? They descend upon every sinful liar.} [Quran 26: 221-222]

Furthermore, it was narrated in a Saheeh Hadeeth that the Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) was asked about soothsayers, and he said: “They are nothing.” They said: "O Messenger of Allaah, they sometimes say things that come true.'' The Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) said: That is a word of truth which the Jinn snatches, then he gabbles it like the clucking of a chicken into the ear of his ally (from mankind), but he mixes it with more than one hundred lies. [Al-Bukhaari and Muslim] The verse has extended the explanation of the conditions of the soothsayers for they may confuse those who have feeble minds with some predictions of the future. Therefore, the verse explained that the utmost thing that the soothsayers can tell is only a few matters that may rarely be true. Also, their predictions cannot in any way be compared with the Hadeeth of the Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) and the verses of the Noble Quran that tell about past and future matters, along with what they contain of noble manners, instructions, useful knowledge, eloquence, straightforwardness, and scientific and legislative miraculousness.

11. Casting doubts in the heart of the believer to undermine his belief. This is one of the top priorities of the devil in his mission of misguiding people for if he casts doubt on the religion and the belief of the believer. He will be able to destroy his faith and weaken his religion. Doubt destroys faith. Doubt is associated with disbelief while certitude is associated with faith. Allaah The Almighty Says (what means): {The believers are only the ones who have believed in Allaah and His Messenger and then doubt not} [Quran 49: 15] Moreover, the Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) has warned us against the devil for he comes to the believer to cast doubt in his heart about the origin of the existence. Aa‘ishah  may  Allaah  be  pleased  with  her narrated that the Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) said: “The devil comes to one of you and says, ‘Who created you?’ And he says ‘Allaah The Almighty .’ Then the devil says, ‘Who created Allaah?’ If that happens to any one of you, let him say, ‘Aamantu Billaahi wa Rusoolih (I believe in Allaah and His Messenger). Then that will go away from him.’”

Al-Munaawi  may  Allaah  have  mercy  upon  him said in Faydh Al-Qadeer:

This means that I disobey the arrogant enemy of Allaah The Almighty and believe in Allaah The Almighty and in what His Messenger came with (Then that will go away from him.) He  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) guided to giving up such evil thoughts in such situations. For there are some doubts that can be expelled by giving up thinking about them while some others can be expelled by rooting them out and that requires proofs and pondering over evidences along with supporting the truth with knowledge. Satanic insinuations do not establish evil suggestions firmly so he refers them to giving up thinking about them.

Furthermore, Al-Ghazaali  may  Allaah  have  mercy  upon  him said:
Amongst the plots of the devil is to drive the lay person and those who do not have deep knowledge to think about the Essence of Allaah The Almighty and His Attributes, matters which are beyond his comprehension, until he casts doubts on his religion and makes him imagine something about Allaah The Almighty that does not befit His majesty in any way. So such thing may make him a disbeliever or innovator while he is happy with what is being cast in his heart, believing that it is true knowledge and rightful insight and that he knows such things by the virtue of his acute intelligence. The most foolish person is the one who trusts most in the acuteness of his intelligence while the most intelligent person is the one who doubts himself most and who is the keenest on seeking knowledge from scholars. The Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) did not order him to search and think to get rid of such satanic insinuations for such insinuations come only to the lay person not scholars. Lay persons should believe, submit, busy themselves in worship and earning livelihood and leave knowledge to scholars.

12. Extravagance and wastefulness. The devil calls for both ways for they will be either spending in corruption or spending inappropriately in vain things and desires. Both of them will stand in the way of spending on good and appropriate things. In fact, all such things please the devil. There is no wonder then to know that the spendthrifts are soldiers and brothers of the devils. Allaah The Almighty Says (what means): {Indeed, the wasteful are brothers of the devils, and ever has Satan been to his Lord ungrateful.} [Quran 17: 27]

‘Brothers of the devils’ means that they are the followers and supporters of the devils in much the same way as one supports his brother.

Such are some of the strategies that the devil uses in misleading and corrupting people and preventing them from worshiping their Lord. In spite of these clear explanations and warnings, most people follow him. That is because the path to Allaah The Almighty is surrounded by adversities while the way of the devil is surrounded by desires and passions. Souls usually love and seek the desires of the present life – even if their consequences are pain and grief – more than enduring hardships with patience although they lead to Paradise. Allaah The Almighty Says (what means): {But you prefer the worldly life, While the Hereafter is better and more enduring.} [Quran 87: 16-17]

The Prophet  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) also said: “Paradise is surrounded by hardships and Hellfire is surrounded by temptations.” [Muslim]
Therefore, the Muslim individual should be keen on seeking refuge with Allaah The Almighty from the evil of the devil and his enticement (of Shirk). He should also be aware of the different forms of the cunning and plots of the devil in order to keep himself safe from them, and to sanctify his soul from its love for desires, for desires are indeed the harbinger of sins and misdeeds.

Source : Islam Web

Senin, 29 April 2013

nasehat-orang-terkaya-no-2-di-dunia

Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?

“Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!” Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, “Pemain bola anu!” atau “Artis itu!”

Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!

Orang paling kaya di mata syariat
Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling nrimo.
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)

Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan “qana’ah“, artinya adalah ‘nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala.

Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.

Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)

Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya.

Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.
Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?

Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Kiat membangun pribadi yang qana’ah

Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qana’ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta’ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.

Allah Ta’ala mengingatkan,

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.” (QS. Hud:6)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki. Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Buah manis qana’ah

Sebagai suatu karakter yang terpuji, qana’ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qana’ah itu sendiri. Di antaranya:

Pertama: Qana’ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.

Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,

يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
(Orang lain)–yang tidak tahu–menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain.” (QS. Al-Baqarah:273)

Kedua: Qana’ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya.
Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya’kub ‘alaihis salam,

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
Dia (Ya’kub) berkata, ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’” (QS. Yusuf:86)

Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?
Namun, realita berkata lain. Rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah, para ulama mengingatkan, “Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?”

Qana’ah berarti tidak bekerja dan ikhtiar?

Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qana’ah. Sehingga, cukup duduk berpangku-tangan di rumah, dengan dalih: kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga!

Qana’ah tidaklah seperti itu, karena qana’ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu, berapa pun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)

Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya, ia harus “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta’ala.
Wallahu a’la wa a’lam…

Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Via : Muhammad Chandra Blog's

Sabtu, 27 April 2013

Sosoknya tinggi besar, kerap dipanggil 'Mas Ganteng'. Perjuangannya untuk menjadi sarjana menjadi inspirasi yang layak direnungkan. Sejak SD, ia membiayai sekolah dan kuliah sebagai pemulung.

Wahyudin (21), terlahir dari ayah berputra 5 yang berpoligami, Mija (60) dengan Fatmawati (38), yang menjadi istri kedua, pada 12 Desember 1991 di Bekasi. Wahyu adalah sulung dari 3 bersaudara. Ayah dan ibu Wahyu adalah petani yang menggarap lahan kosong milik orang lain. Dengan kondisi itu, orang tuanya sibuk memenuhi kebutuhan perut Wahyu dan saudara-saudaranya. Sekolah pun tidak menjadi prioritas.


Saat kelas 4 SD itu Wahyu mulai khawatir tidak bisa sekolah. Ketika itu ia pun mulai menabung uang jajannya agar bisa sekolah.

"Saat itu saya berpikir kalau tidak sekolah bisa seperti kakak saya. Saya cuma bisa memendam di dalam hati karena tidak berani cerita ke orang tua saya yang galak," kenangnya.

Kehidupan Wahyu kecil tentu tidak seperti anak-anak SD lainya yang hanya tinggal belajar, tidak memikirkan masalah uang bulanan sekolah. Sampai suatu ketika ia bermain ke rumah tetangganya yang berprofesi sebagai pemulung di kampungnya.

Tetangga kampung yang bernama Ani dan anaknya yang bernama Jery hidup dengan cara memulung. Karena keinginannya yang kuat buat membiayai sekolah, maka Wahyu menyatakan ingin ikut menjadi pemulung pada tetangganya itu.

"Biar dapat duit supaya bisa sekolah. Dulu saya tidak tahu itu mulung, saya tahunya ngumpul sampah jadi duit," jelas Wahyu.

Sejak itu, 10 tahun yang lalu, Wahyu memulung mulai dari jam 1 malam hingga pagi waktunya sekolah. Kemudian memulung itu dilanjut lagi dari jam 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari.

Rupiah demi rupiah ia kumpulkan hingga akhirnya menghasilkan uang. Sebagian dari uang tersebut digunakannya untuk membeli beberapa ekor anak ayam.

"Anak ayam itu saya ternakkan, kemudian ditabung. Terkumpul sekitar satu jutaan rupiah buat saya masuk sekolah SMPN 28 Bekasi," katanya.

Ketika SMP dia masih terus memulung untuk uang jajan sampai bayar SPP sekolah. Nenek Wahyu memberinya sepasang anak kambing untuk diternakkan. Hasilnya dia gunakan untuk uang masuk sekolah ke SMA 7 Bekasi. Selain menjadi pemulung dan menjual hasil ternak, Wahyu juga berjualan gorengan.

Sindiran dan cibiran diterima Wahyu dari teman-temannya ketika mengetahui profesinya yang identik dengan sampah dan kotor. Pemuda ini mengaku sempat kesal dan malu, namun disimpannya rasa itu dalam hati.

Dia makin giat menjadi pemulung saat masa libur sekolah karena kekhawatiran tidak bisa melanjutkan kuliah. Dari hasil memulung ini, Wahyu mendapatkan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari untuk biaya sehari-hari hingga bisa menyisakan Rp 300 ribu-Rp 500 ribu per bulan.

Hingga kini, Wahyu masih terus memulung untuk meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka). Beruntung, dia mendapatkan beasiswa dari kampus dan Disdik DKI sehingga meringankan biaya kuliahnya.

Kini Wahyu sudah sidang skripsi yang berjudul "Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi'. Rencananya ia akan diwisuda pada bulan Desember 2013.

"Aku berencana melanjutkan studiku ke S2. Bukan hal yang mudah memang. Itu perjuangan besar," kata Wahyu yang akan terus memulung hingga kelar S2 dan ingin menjadi pengusaha di bidang peternakan ini.
Sumber : Detik

Tactics of the accursed devil in misleading people (2)

Posted by Unknown | 4/27/2013 08:07:00 AM Categories: ,






















Examples of the plots and cunning of the devil

1. Changing the creation of Allaah. Allaah The Almighty Says (what means): {And I will command them so they will change the creation of Allaah.} [Quran 4: 119] His mischief is not limited to be against Allaah The Almighty in His religion; rather, it went beyond that to be against His creation.
Scholars of Tafseer mentioned some of the forms of distorting the creation of Allaah The Almighty in the pre-Islamic era such as gouging out the eye of the camel and naming it Al-Haami which is the male camel whose back is protected of carrying anything on it for it has many offspring. So, it would be freed from work for the the sake of the idols. Other evil ways of changing the creation of Allaah The Almighty are tattooing and branding the faces of animals with fire.

Also, thinking of some creatures in different ways from which Allaah The Almighty assigned (designated), such as believing in planets as gods or believing in solar and lunar eclipses as indications of the conditions of people, are also included in changing the creation of Allaah The Almighty and all of such things are from the plotting and whispering of the devil to misguide the creation from worshiping and believing in Allaah The Almighty alone.

2. Averting people from the remembrance of Allaah The Almighty. Allaah The Almighty Says (what means): {And to avert you from the remembrance of Allaah and from prayer.} [Quran 5: 91], {And when you see those who engage in [offensive] discourse concerning Our verses, then turn away from them until they enter into another conversion. And if Satan should cause you to forget, then do not remain after the reminder with the wrongdoing people.} [Quran 6:68}

This is one of the greatest aims of the devil i.e. to instill negligence in the hearts of people so that he may overcome them easily after that. Actually, the remembrance of Allaah The Almighty is the best means to expel the devil, and Allaah The Almighty describes the devil with two descriptions saying: {the retreating whisperer } [Quran 114: 4] i.e. he is the one who whispers in the breasts of the Children of Aadam and who always retreats and withdraws when the slave mentions his Lord. Mujaahid  may  Allaah  have  mercy  upon  him said: When Allaah The Almighty is mentioned he (the devil) withdraws and contracts, and when He The Almighty is not mentioned he expands over the heart.

3. Misleading scholars. This is one of the most important aims of the devil, for misguiding a scholar means misguiding his followers. Allaah The Almighty mentioned the story of the scholar who preferred his own desires to obeying his Lord. Then Satan overcame and dominated him, so he became one of his soldiers and became a source of misguiding and misleading people after he had been a source of guidance to them. Allaah The Almighty Says (what means): {And recite to them, [O Muhammad], the news of him to whom we gave [knowledge of] Our signs, but he detached himself from them; so Satan pursued him, and he became of the deviators. } [Quran 7: 175] Accordingly, the scholar should be more wary of the traps and plots of Satan. He should also know that his knowledge will not make him safe from the plots and cunning of Satan and that Allaah The Almighty is the only protector with His power and strength.

4. Evil suggestion of the devil. Allaah The Almighty Says (what means): {And if an evil suggestion from Satan pricks you, then seek refuge in Allaah. Indeed, He is Hearing and Knowing.} [Quran 7: 200] Allaah The Almighty likened Satanic insinuations in the human soul to the prick that a needle causes for it is hard to observe it or to observe its effect. This is an eloquent metaphor for one does not observe the whispers of Satan and he may be too negligent to observe their effects. So Allaah The Almighty draws our attention to that so as to expel the temptations of Satan and avoid their effects by seeking refuge with Him from Satan and his plots. Allaah The Almighty is the only One Who is able to expel such temptations and their harmful effects.

5. Impulse of the devil. Allaah The Almighty Says (what means): {Indeed, those who fear Allaah - when an impulse touches them from Satan, they remember [Him] and at once they have insight.} [Quran 7: 201] This verse has an eloquent description of how Satan misleads the Children of Aadam. Satan roams around them like the one who roams around a place before entering it so that when he observes a state of negligence from them, he touches them with his impulses and casts his whispers in their hearts to commit sins and misdeeds. However, the believer is intelligent enough to know his plots and cunning and to expel them with the remembrance of Allaah The Almighty before the satanic insinuations and suggestions have full control of him. That is because if such insinuations were neglected, they would turn to be determinations and then actions and then a habit which would be difficult to get rid of.


6. Incitement of Satan and his partnership with the Children of Aadam in their wealth and children. Allaah The Almighty Says (what means): {And incite [to senselessness] whoever you can among them with your voice and assault them with your horses and foot soldiers and become a partner in their wealth and their children and promise them." But Satan does not promise them except delusion.} [Quran 17: 64]

This verse represents the greatest and the oldest battle; a battle whose field is the heart and mind of the son of Aadam; and whose protagonists are the devil and the son of Aadam. Its aim is to occupy the mind and heart of the son of Aadam and to submit him to obeying Satan and his party. The arms of Satan in that war are his voice i.e. everything that calls for what Satan calls for of obscene and evil deeds, and his horses and foot soldiers i.e. his soldiers whom he sends to mislead people. Jaabir  may  Allaah  be  pleased  with  him narrated that the Messenger of Allaah  sallallaahu  `alayhi  wa  sallam ( may  Allaah exalt his mention ) said: “Iblees (Satan) erects his throne on water and sends his emissaries among the people. The closest to him is the one who causes the most Fitnah (mischief).” [Muslim]

Also, amongst the arms of Satan are his promises that he gives to people if they obey and submit to him. It is with that weapon that he got Aadam  may  Allaah  exalt  his  mention and his wife out of Paradise when he said to them as Allaah The Almighty Says (what means) on his behalf: {Your Lord did not forbid you this tree except that you become angels or become of the immortal.} [Quran 7: 20] His promise was just a lie and deception.

7. Enticement and prolonging hopes. Allaah The Almighty Says (what means): {Indeed, those who reverted back [to disbelief] after guidance had become clear to them - Satan enticed them and prolonged hope for them.}
[Qruan 47: 25] This is also one of the strategies that the devil adopts in misguiding and misleading those who know the right and the way of guidance by adorning, beautifying, and facilitating evil matters. In this way, souls proceed to such evil matters willingly and discouraged not by hardship or difficulty. If the remembrance of death hinders them, Satan hastens to mend the situation by deceiving them with hopes of a long life.

Sumber : Islam Web

Bumi Bulat di Antara Sains dan Al Quran

Posted by Unknown | 4/27/2013 08:02:00 AM Categories: ,


Pada 1616, Galileo berpendapat bahwa bumi bulat. Pendapat ini menyebabkan dia dimusuhi oleh kalangan gereja yang waktu itu meyakini bahwa bumi datar dan sebagai pusat tata surya. Teori heliosentris yang dipegang oleh Galileo ini dianggap salah dan bertentangan dengan Alkitab. Karena itulah, ia dihukum oleh gereja.
Hal yang demikian itu tidak pernah terjadi dalam peradaban Islam. Sebab, meski tidak secara gamblang menjelaskan bumi itu bulat, namun beberapa ayat secara tersirat menggambarkan hal itu. Misalnya terdapat dalam Surat Az Zumar ayat 5 yang artinya:
”Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam…”
Dalam ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan kata “takwir” yang artinya menutup. Dalam kamus bahasa Arab, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
At-Thabari menjelaskan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud, ‘menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam’ adalah jika malam datang, siang pergi. Sebaliknya jika siang datang malam pun pergi.
Keterangan tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain ini berisi penjelasan yang tepat mengenai bentuk bumi yaitu bulat. Sebab jika bumi datar, tidak akan terjadi pergantian siang dan malam secara teratur.
Ayat yang semakna dengan ayat tersebut terdapat dalam surat Al Imran ayat 27 yang artinya:
“Engkau memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam..”
Berkaitan dengan ayat ini Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Mujahid, dan Qotadah mengatakan bahwa antara siang dan malam saling memasuki. Dimana siang waktunya 15 jam lebih panjang daripada malam. Sedang malam waktunya 9 jam lebih pendek daripada siang. Ia juga bermaksud antara siang dan malam saling mengganti dimana yang satu hilang langsung diganti lainnya. (Lihat tafsir Qurtubi)
Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Kedua ayat di atas mengisyaratkan bahwa bentuk planet bumi itu bulat. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur’an selalu selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini. Setiap kali ada penemuan-penemuan hebat pada setiap abad, ternyata al-Qur`an sudah menjelaskannya terlebih dulu.
 
Sumber : Jurnal Haji Umroh

Inikah Calon Negara Terindah di Dunia?

Posted by Unknown | 4/27/2013 08:00:00 AM Categories: , ,
Seperti diketahui, Maladewa merupakan negara terindah di dunia dengan ketinggian rata-rata hanya lima meter di atas permukaan laut.

Bila permukaan laut terus naik, maka ancaman tenggelam menghantui Maladewa. Padahal, negara kepulauan ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
 
Maladewa telah mengungkapkan rencana untuk membangun lapangan golf mengambang di atas air, yang diakses melalui sebuah terowongan bawah laut.

 
Konsepnya terlihat berikut ini.

Pulau buatan ini akan menggantikan pulau-pulau yang tenggelam di bawah permukaan laut. Lapangan golf akan ada di satu pulau berbentuk bintang buatan.




Pusat hotel dan konferensi, yang menyerupai bintang laut dari atas, akan memungkinkan pengunjung untuk menyelam langsung dari pantai









Rencana ini termasuk 18 lubang lapangan golf yang dirancang lengkap dengan clubhouse. Nanti pemain bisa mengakses lewat terowongan bawah laut yang cukup lebar. Mobil golf dan orang bisa berlalu-lalang di dalam terowongan dengan santai.

43 pulau mengambang lainnya akan dibangun, lengkap dengan dermaga untuk kapal pesiar, kabin swasta dan kolam renang.Orang yang berduit banyak bisa menikmati privasi di pulau-pulau tersebut.


























Takjub? Bisa jadi. Maladewa merupakan salah satu negara kepulauan yang jadi destinasi wisata wisatawan manca negara. Keindahan pulau dan pemandangan lautnya yang biru bisa membuat kita malas mengakhiri liburan.

Bila rencana Maladewa itu dilaksanakan, mereka tampaknya juga harus memikirkan masalah limbah yang selama ini jadi "cacat" keindahan Maladewa.

Saat ini, Pulau Thilafushi merupakan pulau paling buruk di negara kepulauan ini.Asap beracun, mengepul kehitaman, tumpukan sampah botol plastik dan limbah lainnya, itulah yang terjadi di salah satu pulau di Maladewa ini. Setidaknya, laporan dari Dailymail menyebut 330 ton sampah dibakar per hari.









Di Male, Ibukota Maladewa, kepadatan penduduknya lebih tinggi empat kali lipat dibanding London. Tak mengherankan bila sekarang Maladewa punya masalah pembuangan limbah. Dan, Pulau Thilafushi jadi tujuan limbah bermuara.

Selain penduduk pada yang jadi produsen sampah paling banyak, ditambah juga dengan hasil buangan wisatawan. Tercatat, setidaknya 3,5 kg limbah per hari dibuang oleh wisatawan yang berlibur ke Maladewa.
Sumber : Apa Kabar Dunia

Jumat, 26 April 2013

7 Perpustakaan Keren di Dunia

Posted by Unknown | 4/26/2013 08:31:00 AM Categories: ,
Menumbuhkan minat baca guna memperoleh generasi yang semakin pintar, sangat penting. Kini perpustakaan yang baik, bukan sekadar tumpukan buku menjemukan. Ada banyak inovasi dilakukan oleh berbagai pihak.

Berikut ini ditampilkan 7 perpustakaan yang bisa membuat kita kagum dan ingin berlama-lama di dalamnya. Mungkin inilah yang seharusnya makin disadari oleh para penentu peraturan di negara ini, menumbuhkan minat baca yang semakin hilang.

Salah satu pemerhati buku pernah berujar, bahwa 80% generasi muda lebih memilih narkoba dibanding membaca. Miris ? Ya, semoga 7 perpustakaan di bawah ini bisa jadi inspirasi :)



1. New York Public Library, New York


Perpustakaan Umum New York merupakan salah satu bangunan ikon NYC. Dibangun di atas lokasi Waduk Croton tua, perpustakaan publik pertama New York dibuka pada tahun 1911. Bangunan ini dibangun dengan menggunakan 530.000 meter kubik marmer. Menurut situs resminya, perpustakaan ini berisi 15 juta buku, termasuk manuskrip dari 1.200 bahasa dan dialek, lebih dari 350 karya katalog oleh George Sand dan salinan paling awal dari Nican Mopohua.



2. Salt Lake City Public Library

Dirancang oleh arsitek Moshe Safdie, perpustakaan Salt Lake City dibuka pada tahun 2003. Bangunan enam lantai ini memiliki sebuah auditorium dengan 300 kursi dan area membaca multi-level. Cahaya alami terpancar dari segala arah gedung. Perpustakaan tersebut menampung lebih dari 500.000 buku dan barang-barang lainnya.



3. Geisel Library, University of California, San Diego

Dirancang pada tahun 1960 oleh William Pereira, University of California memiliki gedung perpustakaan geometris yang bernama Geisel library untuk menghormati Audrey dan Theodor Geisel (dikenal sebagai Dr Seuss) pada tahun 1995. Perpustakaan tersebut mempunyai lebih dari setengah juta item, termasuk buku, majalah dengan berbagai alat referensi dan sumber daya digital seperti ARTstor (gambar) dan Database Tercatat American Music (streaming audio).



4. Seattle Central Public Library

Setelah melalui perombakan besar-besaran, Perpustakaan Umum Pusat Seattle kembali dibuka. Perpustakaan tersebut memiliki 11 lantai. Tampilan bangunan ini unik dan nyentrik, jika dilihat sekilas tak tampak seperti perpustakaan. Anda tertarik mengunjungi tempat itu?



5. Trinity College Library, Dublin, Irlandia

Perpustakaan terbesar di Irlandia, perpustakaan Trinity College kembali dibuka pada 1592. Rumah pintar ini menyimpan 5 juta item, termasuk jurnal, manuskrip, peta dan musik. Beberapa koleksi khusus meliputi Koleksi Ussher dan Koleksi Fagel. Perpustakaan juga memiliki naskah kitab kells.



6. Abbey Library, St Gallen, Swiss



Perpustakaan ini adalah yang tertua di Swiss. Perpustakaan Abbey adalah rumah bagi sekitar 170.000 buku dan bahan-bahan lainnya. Salah satu fitur unik dari perpustakaan adalah koleksi naskah dari awal Abad Pertengahan sampai 1805.



7. Vatican Library, Vatikan


Perpustakaan Vatikan menyimpan lebih dari 180.000 manuskrip , 1.6 juta buku, 8.600 incunabula ( istilah yang digunakan oleh kolektor buku Inggris untuk menjelaskan buku-buku yang dicetak pertama kali pada abad ke 15), 300.000 koin dan medali, 150.000 lukisan dan 150.000 foto. Namun tidak semua orang bisa melihat koleksi tersebut. Pengunjung yang bisa menyaksikan koleksi ini adalah peneliti, akademisi, guru dan mahasiswa pascasarjana.

Sumber : Apa Kabar Dunia

Ayah, Keringatmu Beraroma Surga

Posted by Unknown | 4/26/2013 08:04:00 AM Categories: , ,

      Seorang ibu dengan bakti dan ketulusannya membesarkan anak - apalagi anak perempuan, berhak mendapatkan surga. "Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa, maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti ini),” dan beliau mengumpulkan jari jemarinya". (HR. Muslim no. 2631). Bukan itu saja, Rasulullah pun menyanjung para ibu seperti dalam hadits: "Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya." (HR Imam Ahmad & Nasa'i). Hadits itu membuktikan betapa berharganya seorang ibu hingga surga bayarannya untuk orang yang berbakti padanya.

      Begitulah keterhubungan seorang ibu dengan surga. Lalu, adakah keterhubungan seorang ayah dengan surga?

      Ada peran yang cukup fital yang dimiliki seorang ayah dalam keluarganya. Peran yang tak kalah menantang dibanding peran yang dimiliki oleh seorang ibu. Peran yang sarat tekanan, harus dihadapi dengan tenaga, pikiran, dan mental. Bahkan pepatah begitu hebatnya menggambarkan peran ini dalam kata-kata: "Peras keringat, banting tulang."

       Mencari nafkah. Itu lah peran yang dimiliki oleh seorang ayah. Sebagai kepala keluarga, seorang ayah punya tanggung menafkahi anggota keluarganya. Bahkan sebelum menjadi seorang ayah, seorang suami punya kewajiban menafkahi istrinya. Seperti itu peran utama seorang kepala keluarga. Lalu adakah hubungannya dengan surga?

        Jawabannya, ada!!! Pada keringat seorang ayah, ada pengampunan yang Allah janjikan.

"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah."" (HR. Bukhari)

        Ada banyak hadits tentang keutamaan bekerja. Dan sudah seharusnya kerja keras dan profesional menjadi attribute seorang mukmin. Karena pada profesionalisme, ada kecintaan Allah swt di sana. “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan hendaknya dilakukannya secara itqon (profesional)”. HR Baihaqi dari Siti Aisyah ra.

        Surga sudah selayaknya menjadi balasan bagi seorang ayah. Bila seorang ayah berada di kantor, maka ada tekanan yang dihadapinya dari berbagai penjuru. Tekanan target pekerjaan. Ini hanya sebuah tekanan normal, biasa ada dalam pekerjaan. Tapi biasanya ada pula tekanan lain seperti perilaku atasan yang kurang cocok dengan sang ayah, perilaku rekan kerja yang suka membuat gesekan ketidak-harmonisan, juga perilaku bawahan yang kurang sesuai harapan. Belum lagi bila pekerjaan yang didapat di kantor itu terasa over load. Tekanan seperti ini tidak akan diketahui dan dirasakan oleh seorang anak balita yang gemar bermain, atau anak remaja yang suka bersenang-senang, juga tak dirasakan oleh ibu di rumah walau sedang mengeluh karena anaknya rewel.

        Tekanan lain bisa didapat dari susahnya transportasi ke kantor, hingga penghasilan yang dirasa kurang memadai buat keluarganya tercinta. Stressfull.

        Bila sang ayah adalah seorang pengusaha, maka lebih hebat lagi tekanannya. Mungkin orang-orang banyak bercita-cita menjadi pengusaha karena melihat kesuksesannya, tapi jarang yang melihat kerja keras seorang pengusaha sebelum menggapai sukses. Kerja keras itu lah yang dihadapi seorang ayah.

        Seorang pengusaha dihadapkan pada penghasilan yang tak tetap tiap bulannya. Yang penting memang tetap berpenghasilan. Seorang ayah pekerja kantoran bekerja dari pagi sampai sore. Kadang bekerja lembur. Tapi seorang pengusaha waktu kerjanya adalah 24 jam sehari. Dalam tidur, ia harus siap mendapat panggilan telepon dari pelanggannya. Hal yang susah dimengerti oleh anggota keluarga lain.

        Namun ada ampunan Allah pada kesusah-payahan itu. Ada kecintaan Allah pada tekanan-tekanan itu. Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas) Atau dalam hadits lain, ”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas). Saat Rasulullah mencium tangan seorang sahabat yang melepuh karena bekerja, Rasulullah berkata, "Inilah tangan yang tak akan disentuh oleh api neraka."

         Rasulullah saw juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami). “Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)

         Bahkan, bekerja keras mencari nafkah ini termasuk bagian dari jihad. ”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

         Begitulah, menjadi orang tua berarti kita siap berjihad. Seorang ibu berjihad dalam rumahnya membesarkan anak-anaknya. Seorang ayah berjihad di medan usahanya.

          Ayah, engkau terhubung dengan surga melalui kerja kerasmu. Maka bergembiralah!!!


Sumber : Islamedia

Kamis, 25 April 2013

Amal Shalih ? Untuk Siapa ?

Posted by Unknown | 4/25/2013 10:14:00 AM Categories: , , ,

 
 
Allah ta’ala berfirman,


مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa melakukan amal salih maka demi kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang melakukan keburukan maka hal itu akan merugikan dirinya sendiri. Dan tidaklah Rabbmu berbuat zalim kepada hamba.” (QS. Fushshilat: 46)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Artinya; barangsiapa yang melakukan suatu amal salih maka sesungguhnya kemanfaatan amalnya itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah maha kaya sehingga tidak membutuhkan perbuatan hamba. Meskipun mereka semuanya berada dalam keadaan sebagaimana orang yang hatinya paling bertakwa, maka hal itu pun tidak akan menambah apa-apa terhadap keagungan kerajaan-Nya barang sedikit pun.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah)

Allah ta’ala berfirman,

وَمَن جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka hanya saja [manfaat] hal itu [juga] demi kepentingan dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya sehingga tidak membutuhkan alam semesta.” (QS. al-’Ankabut: 6)

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya bisa jadi ada seorang yang senantiasa berjihad walaupun tidak pernah menyabetkan pedang -di medan perang- suatu hari pun.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/264] cet. Dar Thaibah)

Hidup di dunia tidaklah sepi dari ujian dan cobaan. Oleh sebab itu hendaknya setiap diri berjuang dan bersungguh-sungguh dalam berupaya menyelamatkan dirinya dari kebinasaan dan demi menggapai kebahagiaan. Allah ta’ala berfirman,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan begitu saja masuk surga sedangkan Allah belum mengetahui [melihat] siapakah orang-orang yang bersungguh-sungguh diantara kalian dan untuk mengetahui siapakah orang-orang yang sabar?” (QS. Ali ‘Imran: 142)

Dengan ujian inilah akan tampak siapakah orang yang benar keimanannya dengan orang yang hanya berpura-pura. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka benar-benar Allah akan mengetahui [membuktikan] siapakah orang-orang yang jujur dan akan mengetahui siapakah orang-orang yang dusta.” (QS. al-’Ankabut: 3)

Oleh sebab itu semestinya setiap hamba yang takut akan perjumpaan dirinya dengan Allah dalam keadaan hina untuk mengisi waktunya dengan amal salih dan nilai-nilai keimanan serta menghadapi berbagai fitnah dengan kesabaran. Allah ta’ala berfirman,

مَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Barangsiapa yang berharap bertemu dengan Allah, maka sesungguhnya ketetapan ajal dari Allah itu pasti datang, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-’Ankabut: 5)

Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini, “Para ulama ahli tafsir sepakat bahwa maksud ayat ini adalah; barangsiapa yang merasa takut akan kematian hendaklah dia melakukan amal salih karena sesungguhnya kematian itu pasti akan mendatanginya.” (lihat al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an [16/338-339])

Kematian tidak bisa dielakkan. Tidak ada yang bisa berlari untuk menghindar darinya. Oleh sebab itu -wahai saudaraku- membekali diri untuk menyambutnya adalah sebuah keniscayaan. Allah ta’ala telah menegaskan,

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kalian senantiasa berusaha lari darinya, sesungguhnya ia pasti datang menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat yang mengetahui perkara yang gaib dan yang tampak, lalu Allah akan mengabarkan kepada kalian dengan apa yang dahulu kalian kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)

Membekali diri dengan keimanan, meninggalkan segala bentuk kemaksiatan, dan berjuang di jalan Allah. Membekali diri dengan sabar dan syukur. Membekali diri dengan tauhid dan amal salih. Membekali diri dengan pundi-pundi ketakwaan. Inilah jalan orang-orang yang merindukan rahmat dan ampunan-Nya. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berhijrah serta berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)

Dikisahkan, bahwa suatu hari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu melihat seorang lelaki ketika menghadiri jenazah. Lelaki itu berkata, “Jenazah siapakah ini?”. Maka Abud Darda’ berkata, “Inilah dirimu, inilah dirimu. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
“Sesungguhnya engkau pasti mati dan mereka pun pasti akan mati.” (QS. Az-Zumar: 30) (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i karya Abdul Malik al-Qasim, hal. 110)

Dikisahkan bahwa Muhammad bin al-Munkadir rahimahullah menangis sejadi-jadinya menjelang kematiannya. Lalu ada orang yang bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau mengangkat pandangan matanya ke langit seraya berkata, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memerintah dan melarang kepadaku lalu aku justru berbuat durhaka. Jika Engkau mengampuni [diriku] sungguh Engkau telah memberikan anugerah [kepadaku]. Dan apabila Engkau menghukum [aku], sungguh Engkau tidak melakukan kezaliman [kepadaku].” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 94)

Allah ta’ala berfirman,

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Itulah negeri akhirat yang Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian [keangkuhan] di atas muka bumi dan berbuat kerusakan. Dan sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash: 83)

al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Masuk ke alam dunia ini adalah sesuatu yang ringan/mudah. Akan tetapi keluar darinya -dengan sukses dan selamat, pent- adalah sesuatu yang berat/tidak sederhana.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 94)

Abud Darda radhiyallahu’anhu berkata, “Jika disebut nama-nama orang yang sudah mati maka anggaplah keadaan dirimu seperti halnya salah satu diantara mereka.” (lihat Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 68)

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kesudahan yang baik di alam dunia ini dan menjadikan kita sebagai penghuni surga-Nya.

Allahul musta’aan.

Sumber : Dakwah Tauhid

Wajah Cepat Keriput? Mungkin Kebanyakan Gula

Posted by Unknown | 4/25/2013 08:42:00 AM Categories: ,



Satu sendok makan gula benar-benar dapat membuat kopi manis. Tapi ternyata, gula juga menjadi penyebab mengapa wajah terlihat lebih tua dari usia sebenarnya, demikian menurut sebuah penelitian baru.

Kadar gula darah dianggap berkaitan dengan penampilan luar seseorang. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age, 1 milimole per liter peningkatan kadar gula darah membuat wajah seseorang tampak lebih tua lima bulan.
Selain itu, penelitian lain dalam British Journal of Dermatology yang dilakukan tahun 2007 juga membuktikan hal yang sama. Kolagen dan protein yang membuat kulit tetap lembab dan lentur tampaknya dapat rusak oleh proses glikasi. Bagaimana ini bisa terjadi?

Glikasi adalah proses ketika kadar gula darah yang melekat pada protein dan membentuk protein yang tidak diinginkan.

Lalu, apa arti semua penelitian tersebut? Nah, jika kita ingin menjaga penampilan tetap muda, batasi konsumsi gula. Meskipun gula tidak berarti benar-benar harus dihindari, makanlah dalam jumlah yang moderat.

Dengan membatasi konsumsi gula dan makanan manis lainnya, Anda tidak hanya mengontrol kadar gula darah yang dapat menyebabkan diabetes, tetapi juga membuat wajah Anda terlihat selalu muda.
 
Sumber : Apa Kabar Dunia
      The world of devils is the hidden and the most atrocious enemy of the Children of Aadam (People). They ceaselessly attempt to corrupt the manners and beliefs of mankind. They instill hostility and hatred among them. Therefore, there is no wonder that there are numerous verses in the Noble Quran and narrations of the Prophetic traditions that point out the danger of this enemy, the tactics he uses in misguiding people and his corruption so as to warn people against him and to keep them safe from his cunning and evil.
 
      Allaah The Almighty has revealed many verses concerning the devil, pointing out the ways he uses to mislead and misguide people in a clear presentation that acts as the argument over all creation and eliminates any excuse of ignorance.

Amongst such verses is the Saying of Allaah The Almighty (which means): {Indeed, Satan is an enemy to you; so take him as an enemy. He only invites his party to be among the companions of the Blaze.} [Quran 35: 6] It is an explicit declaration indicating his bitter enmity towards the Children of Aadam, so they should meet his hostility with the like of it {so take him as an enemy}.

Allaah The Almighty went beyond that declaration and revealed many other verses that explain the ways that the devil uses in tempting and misleading people, so Allaah The Almighty Says (what means): {O you who have believed, do not follow the footsteps of Satan. And whoever follows the footsteps of Satan - indeed, he enjoins immorality and wrongdoing.} [Quran 24: 21]

This verse indicates the ways with which the devil deals with his victims. He does not attack them directly and in a single endeavor to get them out from faith to disbelief and from obedience to disobedience; rather, he approaches his victim with stealthy steps and searches for his points of weakness and then tries to enter from them. But if the person proves to be strongly adherent to his faith, the devil moves to tempt him from the direction of the permissible matters and incites him to indulge in them to prevent him from doing some recommended acts of worship. Then he persists until he makes him neglect the acts of Sunnah and so on until he makes him neglect his religious obligations.

If he finds that the person exaggerates in fulfilling the rulings of the religion and is inclined to extremism, he adorns for him illegitimate innovations in religion until he makes him propagate and defend such innovations.
If he finds that the person neglects the duties of religion and indulges in prohibited matters, then it is an easy victory for him. He keeps enticing him to neglect such duties completely and urges him to do prohibited matters until he becomes totally lacking in religion and morals.

The devil does not stop at just misguiding people but he follows that with adorning their misguidance. He never leaves his victims to be an easy prey to their guilty conscience or a captive to the criticism of admonishments; rather, he tries to keep them in their inner peace by making their evil deeds fair-seeming to them so that they may not feel any regret for them or feel that they go against natural inclinations and sound reason. Allaah The Almighty Says (what means):

{And Satan made attractive to them that which they were doing} [Quran 6: 43]
{And [remember] when Satan made their deeds pleasing to them.} [Quran 8: 48]


The adornment of evil deeds come in a form of justifications invented by the devil for his victims to justify their heinous deeds. So he adorns fornication and obscene deeds so that one may think that he is practicing his personal freedom, and adorns stealing so that one may think that he is earning the cost of his living, adorns dictatorship and oppression so that one may think that it is a way of preserving the unity of people and protecting them from the trends of sectarianism and ethnicity and so on.

The amazing thing is that the tactics of the devil do not go beyond the psychological influences which Allaah The Almighty has called ‘whisperings’ i.e. the private speech and hidden words that cannot be heard. The devil whispers in the breasts of the people. He enjoins them to do what is evil and forbids them from doing what is good. Allaah The Almighty has given him the ability to whisper and insinuate to the soul. In this regard, Allaah The Almighty Says (what means):

{Say, "I seek refuge in the Lord of mankind, The Sovereign of mankind. The God of mankind, From the evil of the retreating whisperer Who whispers [evil] into the breasts of mankind. From among the jinn and mankind} [Quran 114: 1-6] Whispering is Satan’s most effective weapon; and it was nothing but his whispering that drove Aadam  may  Allaah  exalt  his  mention out of Paradise; Allaah The Almighty Says (what means):
 

{Then the devil whispered to him; he said, "O Aadam, shall I direct you to the tree of eternity and possession that will not deteriorate?" [Quran 20:120]

Although Satan has no material weapons in approaching mankind, he has misled many people – may Allaah guard us against him. His devilish insinuations had a great effect on misguiding people. He is aided in his efforts by the desires and lusts of souls who converge with what he calls for. Accordingly, both the soul and the devil unite together against the slave, so no one can resist them except the believer who has sincere and strong faith, otherwise, most people will fall into the traps of Satan even if it happens in different levels and degrees.

Although Allaah The Almighty Says (what means):
 {Indeed, the plot of Satan has ever been weak} [Quran 4: 76]

The weakness of the human soul before temptations gives strength to the weakness of the devil. The strength of the enemy in many times may not be inherent but rather draws from the weakness of the other party. Therefore, the verses of the Quran have focused on warning against the methods and the ways that the devil adopts in misleading people so as to strengthen the defenses of the human soul and fortify it against any attack.

Allaah The Almighty has explained the reality and aims of the call and invitation of the devil and that they will result in nothing but hardship for every individual in the worldly life and the Hereafter. So Allaah The Almighty Says (what means): {Satan threatens you with poverty and orders you to immorality.} [Quran 2: 268]

The devil does not want happiness for humanity but rather its destruction; he does not want its richness but its poverty, and does not want its purity but its impurity.

Allaah The Almighty also explains that from the aims of Satan is to provoke internal and external disputes among people and ignite wars and hostilities among believers. In this regard, Allaah The Almighty Says (what means): {Satan only wants to cause between you animosity and hatred through intoxicants and gambling and to avert you from the remembrance of Allaah and from prayer. So will you not desist?} [Quran 5: 91]

Allaah The Almighty explains that the source of all vices, evil deeds and obscene acts is the accursed Satan. Allaah The Almighty Says (what means): {O you who have believed, indeed, intoxicants, gambling, [sacrificing on] stone altars [to other than Allaah], and divining arrows are but defilement from the work of Satan, so avoid it that you may be successful.} [Quran 5: 90]

In the context of the comprehensive conflict between the two parties of good and evil and the two parties of belief and disbelief, the devil uses many methods to defeat the believers such as instilling fear and panic among them. Allaah The Almighty Says (what means): {That is only Satan who frightens [you] of his supporters. So fear them not, but fear Me, if you are [indeed] believers.} [Quran 3: 175]


Mujaahid  may  Allaah  have  mercy  upon  him said: Allaah The Almighty threatens believers with the disbelievers. When fear overcomes someone, it makes him lose his ability to take the initiative, paralyzes his mind, and puts him on the attack list of other people so that he has no power either for benefit or for harm to himself.

Amongst the different styles that Satan uses to defeat the believers is circulating malicious rumors and disappointing news. Allaah The Almighty Says (what means): {And when there comes to them information about [public] security or fear, they spread it around. But if they had referred it back to the Messenger or to those of authority among them, then the ones who [can] draw correct conclusions from it would have known about it. And if not for the favor of Allaah upon you and His mercy, you would have followed Satan, except for a few.} [Quran 4: 83]

This verse includes a clear indication that any malicious rumor is nothing but a devilish insinuation, seeking to disappoint and weaken the believers.

In his struggle to keep the group of evil submitting to him and following his orders, he starts his journey with them by arousing in them false desires and dreams. So he promises them to be victorious over the believers, and promises them riches, wealth and luxury. Allaah The Almighty Says (what means): {Satan promises them and arouses desire in them. But Satan does not promise them except delusion.} [Quran 4: 120]

Actually, the deceived followers of the devil will receive nothing but failure and disappointment.

 Allaah The Almighty Says (what means): {And ever is Satan, to man, a deserter."} [Quran 25: 29]

Source : Islamweb
Sudah Membaca Al-Qur'an hari ini? Sudah Shalat Wajib pada waktunya ?