Rabu, 22 Mei 2013



*Ibu Rumah Tangga

1. Dalam masa peperangan

Jelas sekali adalah lelaki dewasa, suami, pemuda yang gagah pergi memanggul senjata. Saling melepas peluru, bertukar pukulan di garis depan pertempuran. Tapi hei, siapa yang akan merawat dan membesarkan anak2 di rumah? Siapa lagi kalau bukan istri, seorang ibu rumah tangga. Saya menyaksikan film2 kolosal hebat, dengan ribuan prajurit pergi berperang. Jelas sekali ribuan prajurit ini bukan Superman atau Hercules--yang lahir langsung hebat.

Siapa yang membesarkan ribuan prajurit2 ini? Ibu rumah tangga.

2. Dalam masa kekacauan harga

Harga bawang naik, harga daging naik, harga beras naik. Tidak cukup kabar buruknya, harga gas juga naik, air PAM naik, listrik naik. Dalam setiap kekacauan harga, itu betul suami pusing.

Tapi mau diapain? Mau cari pekerjaan baru? Minta kenaikan gaji. Jika solusi jangka pendek tidak tersedia, tetap saja bemper paling sakti ada di rumah. Ibu rumah tangga. Nah, yang lihai sekali melakukan manuvermanuver canggih untuk memastikan makanan bergizi tetap terhidang adalah ibu rumah tangga. Mengatur semua pengeluaran hati-hati. Memastikan meski harga-harga sedang kacau, semua kebutuhan terpenuhi dengan anggaran yang sama.

3. Dalam masa kesulitan keuangan

Saya pernah membaca cerita ini. Ada sebuah keluarga yang Ibu dari anak-anak, sekaligus istri tercinta dari suaminya meninggal. Suaminya harus merawat dua anak mereka yang tumbuh remaja, pindah kota dan ternyata kemudian punya kesulitan keuangan serius--bisnis yang dikembangkan suaminya gagal. Terdesak.

Saat suaminya sudah hampir putus asa, harus menjual apapun tersisa yang dia miliki, kerabat dekat mereka memberitahu kalau istrinya selama ini menyisihkan uang bulanan, ditabung.

15 tahun menikah, meski setiap bulan hanya kecil yang disisihkan, tetap saja jumlahnya menakjubkan. Lihatlah, bahkan saat sudah meninggal pun ibu rumah tangga satu ini tetap bisa mengirimkan pertolongan. Tabungan itu diambil. Bisnis suaminya bisa diselamatkan, anak-anaknya bisa sekolah lagi, dan masa depan mereka terjamin.

Well yeah, ini kisah nyata, bukan fiksi karangan saya, bahkan sejatinya berserakan di sekitar kita. Ibu rumah tangga yang diam-diam menyiapkan rencana bagi keluarganya.

4. Dalam masa sejahtera, sentosa

Apalagi dalam situasi seperti ini. Seorang ibu rumah tangga yang baik, jelas memiliki fungsi prima. Bahkan tidak hanya berpengaruh bagi anak dan suaminya, seorang ibu rumah tangga juga bisa memiliki dampak positif bagi sekitarnya. Hanya ada di rumah bukan berarti tidak bisa melakukan apapun.

Hanya menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tidak bisa bermanfaat bagi dunia.

Jadi, pola pikir yang bilang ibu rumah tangga itu hanya itu-itu saja adalah warisan berpikir sempit dan menyesatkan. Kita bisa membuat definisi ibu rumah tangga yang lebih baik, tanpa mengorbankan bagaimana agama meletakkan posisi seorang ibu/istri. Selalu garis bawahi, mau bekerja di kantor, mau presiden, mau jenderal, siapapun itu wanita yang menikah dan berkeluarga, maka dia adalah ibu rumah tangga. Tidak bisa melepaskan kodrat tersebut. Dan jelas sia-sia membenturkan istilah "wanita karir" versus "ibu rumah tangga", kecuali memang tidak mau disebut Para ibu rumah tangga.

Posisi ibu rumah tangga sejak dulu, hingga nanti, selalu strategis dan penting. Jadi jangan dirusak oleh pemikiran laki-laki yang menyempitkannya, pun jangan dirusak oleh pemikiran wanita sendiri yang mengabaikannya/menyepelekannya.

Sumber : Darwis Tere Liye

0 comments :

Posting Komentar

Sudah Membaca Al-Qur'an hari ini? Sudah Shalat Wajib pada waktunya ?