Senin, 10 Juni 2013

G.A.L.A.U.

Posted by Unknown | 6/10/2013 11:04:00 AM Categories:



[Bacaan Untuk Manusia; Yang Bukan Manusia, Jangan Pura-pura Bisa Baca!]

Orang yang punya cita-cita tinggi, adalah seorang yang berbeda. Ia memiliki karakteristik yang tidak kau temukan pada semua manusia. Jangankan pada kesuksesannya kelak, bahkan pada penyesalan hingga kegalauannya adalah sesuatu! Orang bercita tinggi menyesal banyak habiskan waktu tidak untuk membangun mimpi menjadi nyata. Dan itulah salah satu bentuk kegalauan mereka.

Galau adalah awal mula dari iradah. Sedangkan kesuksesan adalah akhir dari iradah, sekaligus natijah [hasil] dari ikhtiar [usaha].

Kenapa manusia galau? Karena ia menginginkan sesuatu! Dan menginginkan sesuatu bermakna ia ingin mencapai sesuatu yang ia inginkan/harapkan.

Kegalauan itu relatif dan nisbi. Ia dihukumi tergantung pada bentuk iradah, bukan bentuk kegalauan itu sendiri. Jika ia galau karena iradahnya adalah ingin mendapat pacar segera atau karena diputuskan pacar baru saja, maka ini adalah galau yang bodoh dan tercela. Namun, jika ia galau karena iradahnya adalah ingin segera menikah, namun ditolak oleh banyak incaran, atau belum punya modal, atau merasa kurang pede, maka ini adalah galau yang wajar dan bahkan bagus.

Masalah penyaluran kegalauan, itu beda wacana. Seorang perjaka atau perawan menyalurkan kegalauan semacam di atas pada teman dunia nyata atau dunia maya. Sementara pasutri menyalurkan kegalauan secara umum pada pasangannya, entah bagaimana caranya, saya sendiri belum bisa membayangkan secara detail. Tapi, kisi-kisinya sudah ada di benak.

Nah, manusia, jika ia punya cita-cita tinggi, maka PASTI ia akan memulai iradah dengan kegalauan, atau apa yang disebut dalam bahasa Arab sebagai 'HAMM'.

Gambaran:

[1] Ketika seorang pemuda bercita-cita menjadi seorang ahli hadits misalnya, ia akan mengawali perjalanan iradah dan ikhtiyar dengan kegalauan di hati tatkala melihat para ustadz atau para syaikh sangat mahir dan lancar menjelaskan tentang ilmu hadits. Atau ketika ia membaca artikel yang memiliki footnote berisikan takhrij hadits, nama-nama kitabnya, nomornya serta pendapat para ulama, ia akan galau sendiri; karena iri dan ingin bisa melakukan seperti itu [men-takhrij]. Kecuali jika ia iri karena ingin bisa 'sekeren' itu hingga manusia melihatnya sebagai seorang 'alim', 'muthhali'' [penelaah], ataupun 'baahits' [researcher] dalam ilmu hadits. Ini cita-cita yang tidak baik. Sangat tidak baik.

[2] Ketika seorang miskin melihat seorang kaya berbelanja semau jidatnya di pasar modern. Ia akan galau sendiri. Karena ber-iradah [ingin] seperti dia, si kaya. Nah, kalau kegalauan ini diekori setelahnya dengan usaha [ikhtiyar] mencari uang dengan bekerja dan membuka usaha, maka itu baik. Namun, jika sekadar galau, maka wassalam saja.

Galau Tapi Keren!

Bagaimana caranya?

Langkah pertama adalah tidak menampakkan seolah-olah kita paling galau begitu saja. Baru punya iradah menikah, langsung pasang tampang muka tidak jelas dan seolah-olah jodoh itu lamaaaa sekali akan datang. Seolah-olah jodohnya belum lahir; jadi menunggunya lahir dulu. Haduh. Tapi, jika sekadar mengungkapkan, sebenarnya tidak masalah. Hanya, itu tidak keren!

Langkah kedua adalah masak fikiran. Ambil ibrah dari kegalauan ini. PELAJARI kegalauan sendiri. Mengaca dan tulis di kertas atau di otak sendiri point-point kegalauan, gejolaknya, gejalanya, positifnya, negatifnya dan solusi atau penyelesaiannya.

Langkah ketiga adalah menguatkan diri dengan cara:

--> Mengingat natijah [hasil] dari langkah kedua.
--> Memberi orang inspirasi dengan natijah dari langkah kedua.

Inilah dia...Galau Tapi Keren!

Bukan: Keren tapi Galau!

Sekarang, kawan-kawan, ketika Anda sudah memasuki usia 20 ke atas, bukan masanya lagi Anda menggalau terus mengurung diri lalu mencari tempat curhat buta untuk memuntahkan semua jeroan hati. Jika tidak ada teman, ada jejaring sosial. Jika tidak ada koneksi inet, cari hewan buat pelampiasan.

Sekarang, sudah saatnya Anda men-tahriir [menulis], memetakan kegalauan Anda dan merumuskan solusi, trik dan jalan keluar untuk mendamaikan hati. Kemudian Anda suguhkan pada manusia. Karena banyak manusia yang juga menggalau seperti Anda. Biar galau, tetaplah jadi inspirasi. Bayangkan, Anda menggalau pun bisa memberi manfaat pada manusia. Bagaimana jika Anda terbebas dari kegalauan? Pasti Anda bisa lebih hebat lagi memberi manfaat pada orang lain!!!

Ini juga sebuah sindiran dan todongan pisau tajam untuk beberapa makhluk yang merasa tidak galau tapi bukannya memberi inspirasi pada orang, malah ngangkang menertawai orang. Ayo, kalian jangan nungging di sana! Hapus tertawanya dan ganti dengan suguhan bermanfaat pada anak-anak muda yang sedang galau itu.

 
Sumber : Catatan Hasan Al-Jaizy

0 comments :

Posting Komentar

Sudah Membaca Al-Qur'an hari ini? Sudah Shalat Wajib pada waktunya ?